2 minggu lalu gw melakukan tugas presentasi gw di mata kuliah ilmu komunikasi. Setelah beberapa kali memikirkan topik yang berbeda akhirnya gw tampil juga dengan topik "bahagia".
So... presentasi itu gw mulai dengan menceritakan temen gw yang ngomong ke gw waktu siaware kemaren betapa dia ngiri liat gw yang nampak selalu ceria dan happy sperti tak punya persoalan dalam hidup.
Really? Apa gw ga pernah punya masalah ato gw ga pernah sedih?
Guys, selama 6,5 tahun berada di ITB ternyata periode itulah yang menjadi periode tersulit dalam hidup gw sampe saat ini. Tepatnya selama 6,5 tahun berada di PSM-ITB. Saat-saat ketika sampailah kebutuhan tertinggi manusia untuk mengaktualisasikan diri, disitu semua kesulitan menerpa. Ga perlu kayaknya gw ceritain lagi kesedihan2 yang gw alami, ke-putus asa-an, kebencian (yeah, right... "hate"), dll dsb. But thank God for giving me a lot of wonderful friends. Disini gw juga ingin menghaturkan terimakasih ke kalian guys, the 2000-ers, kalian yang selalu memberikan petunjuk ketika gw kehilangan arah, mengingatkan gw kalo gw salah, tetep ngedukung gw walau gw keras kepala, dan terus ada untuk membantu gw bangun. Yang paling indah dan paling gw syukuri adalah bagaimana kalian ada dengan segala ketulusan dan tanpa prasangka. Kalian semua terlalu indah untuk dilupakan (kecuali kalo gw kena demensia seblon meninggal kali yah... ya itu mah maaf-maaf saja yah :p).
So, bulan Maret yang lalu gw mendapatkan masalah di kerjaan gw. Bukan permasalahan terbesar yang pernah gw hadapi memang, tapi cukup besar untuk membuat gw berkali-kali berpikir ingin menyerah. Sampai akhirnya gw sampai di titik dimana gw disadarkan, kalau gw menyerah, gw tidak akan bisa menangani tantangan yang lebih besar lagi. Dan gw yakin untuk mencapai cita-cita gw yang sedemikian besar, gw harus melewati rintangan yang lebih besar lagi. Toh kalau gw paksakan diri gw, gw yakin pada akhirnya gw akan bisa mengatasinya. "Break the limit" that's the point.
Di titik itu jg gw sadar dan gw diingatkan lagi kalau semua yang gw jalani selama ini, terutama selama 6,5 tahun ini semata-mata cuman latihan, tempaan dari Tuhan supaya gw bisa ngehandle yang lebih besar lagi. Tiap hari gw pasti ditarik lagi untuk melewati apa yang sudah bisa gw capai. Luar biasanya, ketika hari minggunya gw kebaktian (sekali2nya tuh yah gw kebaktian di gereja lain yang belon pernah gw datengin n gara2 ngisi pelayanan ama Magnificat Youth Choir), pendetanya ada bilang "janganlah berdoa minta kesabaran, karena sabar itu buah dari tempaan". Bener banget guys. Apa yang ada dalam diri gw sekarang ini hasil dari tempaan dan gw bersyukur sekali bisa menyadarinya. Sekarang, tiap harinya ada keyakinan baru kalau masalah apapun yang gw alami di hari itu akan menjadi suatu tempaan bagi gw sehingga gw lebih kuat lagi. I believe that God already prepared something huge for me. And that huge thing will be so so so so wonderful. Keyakinan itu yang membuat gw lebih bahagia lagi setiap harinya.
Gw mengalami banyak kesenangan di PSM dan gw juga mengalami berbagai kesedihan disana. Tapi dua hal itulah yang membuat gw menjadi manusia yang lebih utuh, dan karenanya gw lebih berbahagia. Mengalami kedua hal itulah, kesedihan dan kesenangan, yang membuat gw berbahagia. Apalagi ketika di tiap kejadiannya, senang maupun sedih, ada sesuatu yang gw pelajari.
Have a joyful life guys!!!
So... presentasi itu gw mulai dengan menceritakan temen gw yang ngomong ke gw waktu siaware kemaren betapa dia ngiri liat gw yang nampak selalu ceria dan happy sperti tak punya persoalan dalam hidup.
Really? Apa gw ga pernah punya masalah ato gw ga pernah sedih?
Guys, selama 6,5 tahun berada di ITB ternyata periode itulah yang menjadi periode tersulit dalam hidup gw sampe saat ini. Tepatnya selama 6,5 tahun berada di PSM-ITB. Saat-saat ketika sampailah kebutuhan tertinggi manusia untuk mengaktualisasikan diri, disitu semua kesulitan menerpa. Ga perlu kayaknya gw ceritain lagi kesedihan2 yang gw alami, ke-putus asa-an, kebencian (yeah, right... "hate"), dll dsb. But thank God for giving me a lot of wonderful friends. Disini gw juga ingin menghaturkan terimakasih ke kalian guys, the 2000-ers, kalian yang selalu memberikan petunjuk ketika gw kehilangan arah, mengingatkan gw kalo gw salah, tetep ngedukung gw walau gw keras kepala, dan terus ada untuk membantu gw bangun. Yang paling indah dan paling gw syukuri adalah bagaimana kalian ada dengan segala ketulusan dan tanpa prasangka. Kalian semua terlalu indah untuk dilupakan (kecuali kalo gw kena demensia seblon meninggal kali yah... ya itu mah maaf-maaf saja yah :p).
So, bulan Maret yang lalu gw mendapatkan masalah di kerjaan gw. Bukan permasalahan terbesar yang pernah gw hadapi memang, tapi cukup besar untuk membuat gw berkali-kali berpikir ingin menyerah. Sampai akhirnya gw sampai di titik dimana gw disadarkan, kalau gw menyerah, gw tidak akan bisa menangani tantangan yang lebih besar lagi. Dan gw yakin untuk mencapai cita-cita gw yang sedemikian besar, gw harus melewati rintangan yang lebih besar lagi. Toh kalau gw paksakan diri gw, gw yakin pada akhirnya gw akan bisa mengatasinya. "Break the limit" that's the point.
Di titik itu jg gw sadar dan gw diingatkan lagi kalau semua yang gw jalani selama ini, terutama selama 6,5 tahun ini semata-mata cuman latihan, tempaan dari Tuhan supaya gw bisa ngehandle yang lebih besar lagi. Tiap hari gw pasti ditarik lagi untuk melewati apa yang sudah bisa gw capai. Luar biasanya, ketika hari minggunya gw kebaktian (sekali2nya tuh yah gw kebaktian di gereja lain yang belon pernah gw datengin n gara2 ngisi pelayanan ama Magnificat Youth Choir), pendetanya ada bilang "janganlah berdoa minta kesabaran, karena sabar itu buah dari tempaan". Bener banget guys. Apa yang ada dalam diri gw sekarang ini hasil dari tempaan dan gw bersyukur sekali bisa menyadarinya. Sekarang, tiap harinya ada keyakinan baru kalau masalah apapun yang gw alami di hari itu akan menjadi suatu tempaan bagi gw sehingga gw lebih kuat lagi. I believe that God already prepared something huge for me. And that huge thing will be so so so so wonderful. Keyakinan itu yang membuat gw lebih bahagia lagi setiap harinya.
Gw mengalami banyak kesenangan di PSM dan gw juga mengalami berbagai kesedihan disana. Tapi dua hal itulah yang membuat gw menjadi manusia yang lebih utuh, dan karenanya gw lebih berbahagia. Mengalami kedua hal itulah, kesedihan dan kesenangan, yang membuat gw berbahagia. Apalagi ketika di tiap kejadiannya, senang maupun sedih, ada sesuatu yang gw pelajari.
Have a joyful life guys!!!