Pages

November 30, 2020

November Journaling Prompts 30 - Menyelesaikan Yang Tertunda

What are you most looking forward to next month? 

Setelah dua bulan berusaha konsisten menulis dan ditambah proyek ini itu, tadinya saya mau ikut challenge yang lain lagi, dengan media berbeda. Tetapi akhirnya saya putuskan untuk tidak join.

Karena sudah ada pekerjaan freelance yang perlu dikerjakan setiap hari, nampaknya saya batasi dulu membebani diri dengan kewajiban harian. Saya ingin mengejar hal-hal lain yang saya ingin lakukan tapi terhenti.

Mudah-mudahan di bulan terakhir 2020 nanti apa yang saya kerjakan dapat beres semua, lalu bisa masuk ke proyek pribadi berikutnya. Doakan ya!

November 29, 2020

November Journaling Prompts 29 - Ulang Tahun!

What is your favourite thing about Wednesday mornings right now?

Tidak ada yang istimewa di setiap hari Rabu sebenarnya. Tapi kebetulan banget pertanyaan ini muncul saat sesuatu yang spesial ada di Rabu mendatang. Yaitu... saya ulang tahun! Yeay!

Tidak ada hal yang istimewa sebenarnya yang saya tunggu. Cuma momen spesial aja. Mungkin akan order makanan yang berbeda, walau kami sebenarnya sudah langganan menu kateringan. Mungkin makan es krim yang ada di kulkas aja.

Hmmm...mungkin Rabu nanti saya akan post apa yang akhirnya kami lakukan. Ahahaha.

 

 

November 28, 2020

November Journaling Prompts 28 - Letih

How are you feeling today?

Baru saja menyelesaikan sebuah deadline dan akhirnya bisa bernapas lega. Hari ini saya merasa cukup santai walau badan masih terasa letih akibat bergadang sampai pagi untuk menyelesaikan yang harus diselesaikan. Selain itu kebetulan hari ini saya dan teman-teman jurusan S1 dulu mengadakan talkshow lagi. Lumayan letih.

Inginnya malam ini beristirahat dulu. Ada deadline lain yang perlu dikejar 2 hari lagi, masih harus saya kerjakan.

November 27, 2020

November Journaling Prompts 27 - Kawan Lama

What are three things from this past month that have been unexpected?

Yang tidak diduga dan membuat hati senang adalah betapa terasa dekatnya relasi dengan teman-teman S1 dulu. Jujur aja...dulu saya kuliahnya di ekskul dan jurusan beneran diperlakukan seperti ekskul. Ahahaha. Ya, mau dibilang salah ya nggak juga, tergantung prioritas aja. Yang pasti semua pilihan ada konsekuensinya kan. Konsekuensi saya tentu di bidang akademik S1 yang jadi kurang cemerlang.

Tidak disangka, niatan untuk bikin channel Youtube yang tadinya untuk sharing info aja, ternyata bisa jadi pemantik buat ngobrol-ngobrol. Sebenarnya yang paling terasa karena usaha dari seorang teman yang sedang tidak bisa beraktivitas, dan jadinya banyak ngalor ngidul ngobrol di grup. Teman-teman lama yang belum masuk lalu dicari. Yang tadinya keluar dari grup karena pembicaraannya monoton, kemudian masuk lagi. Yang terasa juga saat ada yang perlu bantuan, yang lain sigap membantu juga.

Tidak pernah saya bayangkan akan berlintasan jalan lagi dengan teman-teman ini dan senang sekali bisa mendapatkan kesempatan berinteraksi lagi dengan lebih dekat.

 

 

November 26, 2020

November Journaling Prompts 26 - Cicip-cicip yang Baru

What are three things from this past month that have been refreshing?

Memiliki waktu mengeksplorasi berbagai media baru ternyata sangat menyenangkan walau akhirnya di akhir-akhir bulan ini saya malah jadi keteteran.

Selain mengeksplorasi berbagai media ini, saya juga mengikuti beberapa project dan mendapatkan pekerjaan freelance baru. Semuanya serba baru, semuanya menyegarkan, dan semuanya menyenangkan untuk dipelajari. 

PRnya sekarang...menjadi konsisten...

Sudah lebih baik dari yang dulu-dulu, tapi belum sesuai standar :p 

November 25, 2020

November Journaling Prompts 25 - Overwhelmed

What’s on your heart right now?

 

Overwhelmed... both my brain and my heart

Pertama kali saya mengerjakan ini itu yang saya kerjakan sekarang, awalnya karena iseng-iseng kan. Berlanjut karena kebutuhan akan pemasukan. Juga aktualisasi diri dan nampang lagi bergaul dong. Dan minggu ini kali ke-2 semenjak pandemi ini saya merasakan deadline bertumpuk di waktu berdekatan sampai tidak tahu apa yang mau dikerjakan duluan. Saya sudah coba plot, tapi waktu mengeplot juga deg-degan karena takut ketinggalan.

So far saya masih utang:
- Rekaman 2 lagu
- Edit 1 lagu
- Menulis untuk buku
itu semua sampai akhir bulan ini.
 
Belum lagi saya juga punya proyek pribadi. Duh...overwhelmed.
 
Udah dulu ya...saya kembali mengerjakan ini dan itu.

November 24, 2020

November Journaling Prompts 24 - Berolah Raga dan Bergerak

What exercise regime(s) have you embarked on this year?

Awal tahun ini masalah baru menimpa kesehatan saya yaitu pengapuran di lutut kiri. Semua orang termasuk saya terheran-heran kenapa itu bisa terjadi dan semua cuma bisa tebak-tebakan.

Apapun penyebabnya, yang pasti pengapuran ini sangat mengganggu mobilitas saya. Selain itu jadi mempengaruhi pilihan olah raga saya juga.

Yang sudah pasti yang big no no: latihan beban dengan beban tambahan selain beban tubuh, gerakan-gerakan tertentu yang terlalu berat untuk lutut, yang melibatkan lari dan lompat tentu saja. Sehingga tahun ini olahraga yang saya lakukan: berjalan, bersepeda, atau yoga.

Walau sudah terbiasa latihan beban, ternyata tidak terlalu sulit menerima olahraga-olahraga baru ini, terutama yoga. Saya jauh lebih merasakan efek positifnya di tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu saya cukup beruntung mengikuti ig Synta praktisi yoga yang juga istri dari teman saya. Ada 2 hal yang penting dan esensial dari Synta yang akhirnya jadi pedoman saya saat berolahraga. Yang pertama adalah menjadi konsisten itu bukan kunci mendapatkan hasil yang baik dari olahraga, melainkan tujuan. Tujuan berolahraga adalah konsistensinya.

Yang kedua, jika setelah olahraga malah tidak bisa tidur nyenyak, istirahat ga oke, artinya olahraganya tidak tepat. Bisa jadi artinya terlalu berat untuk tubuh.

Mengenali tubuh dan diri sendiri saat berolahraga menjadi penting pada akhirnya buat saya.



November 23, 2020

November Journaling Prompts 23 - Insecure & Self-Awareness

Describe a recent conversation that’s been encouraging for you.

Banyak sekali perbincangan bulan ini, yang walaupun singkat, tapi efeknya luar biasa untuk semangat dan motivasi.

Perasaan insecure ada pada siapa saja, dimana saja. Seperti cerita saya di hari ke-13 lalu. Seorang teman saya insecure melihat temannya, sedangkan saya baru saja insecure melihat postingan instagramnya di pagi hari.

Bahkan tadi, saat saya dan beberapa teman melakukan briefing online, kami insecure satu sama lain akan aktivitas yang kami lakukan masing-masing. Lagi-lagi mantra itu saya sebutkan dalam hati "Kalau yang lain bisa, kenapa aku harus?" Memang perlu hati-hati sih ngajarin mantra ini ya. Mungkin kalau kalimat lengkapnya "kalau yang lain bisa, aku pasti bisa, tapi kenapa harus mengerjakan yang itu kalau aku lebih suka yang ini?" hihihihi.

Melihat sendiri bahwa semua orang punya rasa insecure yang berbeda bahkan terhadap saya, membuat saya merasa manusiawi sekali semua yang saya rasa dan pikirkan ini. Ini bikin semangat loh. Artinya saya tidak perlu bersedih bermuram durja akan sesuatu yang saya rasa tidak dapat saya raih, alih-alih justru saya jadi lebih fokus dengan apa yang saya suka.

Di luar semua penemuan mengenai fenomena rasa insecure ini, saya ingin mendedikasikan jurnal hari ini untuk tokoh inspirasional bulan ini, yaitu teman saya Inayah. Saya mengenalnya dari 23 tahun yang lalu (bayangkan... kami masih remaja kinyis-kinyis masa itu) saat kelas 1 SMA. Kami pun berada dalam jurusan di universitas yang sama saat kuliah. Tapi interaksi kami tidak pernah sedekat sekarang saat mengerjakan proyek angkatan. Dengan semua persepsi bentukan orang akan seorang Inay, Inay tanpa henti menebas semua persepsi tersebut dengan sepak terjangnya di berbagai bidang yang tentu saja tidak terpikirkan oleh orang lain. Inay hanya tahu, dia mengerjakan yang dia suka dan dia ga terlalu peduli dunia mau bilang apa. Such a self-awareness right?

Saya merasa beruntung sekali bisa berkesempatan berinteraksi lagi dengannya dan kali ini dengan jarak yang lebih dekat. Ya ampun... kemana aja ya saya selama ini...

November 22, 2020

November Journaling Prompts 22 - Membaca Buku

What books have you read this year?

Wow! Pertanyaan yang menohok sekali! Sebagai seseorang yang senang mengkoleksi buku, ternyata saya cuma membaca 1 buku saja secara komplit. Yang lainnya secuplik-secuplik. Kebanyakan kali karena saat dibuka, langsung direbut anak saya, lalu saya langsung ga mood. Seringnya juga karena saya lagi asyik nonton dokumenter-dokumenter bagus di Youtube.

Banyak sekali ya informasi yang bagus-bagus dan andaikan saya punya banyak waktu untuk menyerap itu semua....  

Saat ini memang ada buku yang sedang saya baca, tapi lagi tidak tersentuh juga tuh beberapa hari ini. Ya sudah lah ya. Tidak perlu over-expectation ke diri sendiri lalu stress.

Kalau orang lain bisa, kenapa saya harus? (ini mantra yang saya dapatkan dari instagram @iniami)

November 21, 2020

November Journaling Prompts 21 - Badan yang Rapuh

Have you felt hurt recently? Write about it. 

Pertanyaan yang ambigu... hurt dalam artian mental atau fisik ya?

Karena saya tidak sedang mengalami sakit hati atau semacamnya, jadi saya refer ke fisik aja ya. Kebetulan hari ini memang sedang berasa rapuh banget badan ini. Mungkin akibat begadang hari kemarin ya. Ya tapi bagaima dong...banyak yang ingin dan perlu saya kerjakan, sedangkan waktu tenang untuk mengerjakannya sedikit sekali. Mau ga mau saya pasti pakai waktu malam hari ketika saya harusnya istirahat juga.

Ya, sebisa mungkin memang kerjaan yang saya perlu kerjakan dikerjakan saat matahari masih bersinar, setidaknya bukan di waktu seharusnya saya beristirahat. Sayangnya ga semua terkejar. Tapi ketika ada yang bisa jadi beres saya kerjakan di malam hari, saya merasa senang sekali.

Contohnya jurnal ini yang saya bisa selesaikan tepat waktu :)

November 20, 2020

November Journaling Prompts 20 - Lumpia Panas

What happened at 4pm today? 

Hujan! Tadi hujan sebelum jam 4, tapi untungnya cuma sebentar. Karena suami saya ingin ke tengah kota untuk beli lumpia.

Akhirnya kami mendapatkan lumpianya dan memakannya di mobil panas-panas. Enak sekali. Kami sengaja makan di mobil karena kedai lumpianya nampak tidak representatif untuk mengakomodir kebutuhan menjaga jarak di kala pandemi. Akhirnya kami bungkus lumpianya. Sayang kan tapinya kalau baru dimakan saat sampai di rumah. Akhirnya kami habiskan dulu di mobil, baru kami jalan pulang.

Sepanjang perjalanan pulang kami melihat keramaian di area wisata maupun angkringan. Beneran sudah ramai ya. Nampak tidak memperdulikan jarak lagi. Saya ga kebayang kalau jadi tenaga kesehatan yang tiap hari cape menangani pasien, makan hati kayaknya ya.

November 19, 2020

November Journaling Prompts 19 - Liburan Bersama

Write an account of your most recent family gathering.

Ngumpul keluarga (dari pihak saya) terakhir yang benar-benar lengkap tuh setahun yang lalu. Pas waktu ayah saya sedang berulang tahun. Sebelum pandemi tentu saja. 

Kami pergi ke Taman Safari dan menginap di hotel yang ada di dalam kawasan tersebut. Adik saya datang dari Jakarta. Semua anak mantu dan cucu hadir. Walau tidak banyak aktivitas yang kami lakukan, tapi berkumpul bersama seperti itu baru pertama terjadi. 

Saya bersyukur sekali waktu itu kami jadi pergi komplit, karena hampir saja ga komplit.

November 18, 2020

November Journaling Prompts 18 - Kue Kering

What was the best Christmas present you received in your childhood? Describe it. 

Walau merayakan Natal tapi keluarga saya bukan yang memiliki tradisi untuk memberikan hadiah Natal. Natal adalah momen beribadah dan berkumpul, tapi tanpa kado atau hadiah.

Saya rasa momen the best setiap Natal itu ketika sedang membuat kue. Membantu membentuk dari adonan dan tentu saja kemudian memakan kue keringnya. 

Natal dan kue kering... itu yang selalu saya tunggu.

November 17, 2020

November Journaling Prompts 17 - Berkontribusi

What sort of legacy do you wish to leave behind? 

Saya ingin meninggalkan semangat untuk membantu sebisanya. Mungkin tidak semua orang punya keberanian untuk membantu dengan lebih penuh, tidak mengapa. Tetapi berkontribusi, memberikan bantuan, walau sedikit, walau hanya doa, tentu akan baik daripada tidak sama sekali.

Terkadang bantuan yang sedikit jika dikumpulkan akan jadi sesuatu yang besar juga.

November 16, 2020

November Journaling Prompts 16 - Menjadi Baik

What’s the most important thing you want to teach your children? 

Dari sekian tahun ini saya merasa yang paling benar adalah mengajarkan anak saya menjadi orang yang baik. Definisi orang baik menurut saya: mandiri, berempati kepada yang lainnya, dan membantu sebisanya. 

Anak saya tidak perlu menjadi orang yang paling pintar. Dia perlu menjadi cerdas memang untuk dapat mencukupi kebutuhannya, kalau bisa lebih sehingga dapat membantu yang lain juga. Anak saya juga tidak perlu menjadi orang yang crazy rich kalau hal itu tidak membuatnya berguna untuk yang lainnya.

Kasihan ya anak saya... sudah dilimpahkan beban untuk jadi superman padahal sekolah saja belum.

November 15, 2020

November Journaling Prompts 15 - Kecoak

Write about your bravest act. 

Hal yang paling berani yang pernah saya lakukan adalah membuang kecoak mati ke tempat sampah sendirian.

Mohon maaf saya tidak berani melanjutkan ceritanya.

Sekian.

November 14, 2020

November Journaling Prompts 14 - Manusia

What is the best and the worst thing about being human?

Ini pertanyaan sulit sekali ya. Saya sampai tidak tahu harus bilang apa. Untuk saya mungkin yang paling oke dari menjadi seorang manusia itu adalah merasakan makanan yang dimasak dan mengeksplorasi rasa. Cuma manusia yang punya ini. 

Baru saja tadi saya menonton kembali seri Cooked dari Netflix, episode yang pertama tentang Fire. Seorang antropolog menyimpulkan bahwa memasak memang proses alami manusia. Memakan makanan yang dimasak adalah natur dari manusia dan manusia berevolusi secara fisiologis untuk memakan makanan yang dimasak.

Sayangnya manusia sekarang ini di satu sisi over-consumptive sedangkan di sisi yang lain banyak yang berkekurangan. Kalau saja semua mengkonsumsi sesuatu dengan cukup, tidak berlebihan, maka tidak akan ada yang namanya eksploitasi besar-besaran baik dari segi energi maupun lahan untuk pangan juga peternakan yang tidak respectful terhadap alam.

Hal itulah yang menurut saya the worst thing about being human. That human is greed, serakah dan angkuh. Keangkuhan yang memancing keserakahan dan membuatnya tambah angkuh lagi.

Sayang sekali ya....

November 13, 2020

November Journaling Prompts 13 - Menjadi Diri Sendiri

What’s the biggest difference that we can make in this world?

Well, menurut saya perbedaan terbesar yang bisa dilakukan di dunia ini adalah menjadi diri sendiri. Dengan teknologi internet yang kemajuannya cepat dan paparan media sosial, sering banget saya mendapati teman-teman yang ikut-ikutan postingannya jadi seperti orang lain atau insecure melihat postingan-postingan orang lain karena merasa tidak sesempurna orang yang mengepost itu.

Santai... saya juga masih suka insecure kok. Bahkan kemarin pagi saya insecure melihat postingan hasil masak teman saya yang di siang harinya menghubungi saya karena dia insecure melihat keproduktivitasan teman yang lain dalam bekerja.

Memang, susah sekali untuk tidak insecure dengan paparan dan pameran yang demikian banyak di media kita sekarang.  Untungnya saya beberapa hari lalu mendapatkan suatu mantra dari instagram @iniami ... yang bilang "Kalau orang lain bisa, kenapa aku harus?"

So far tiap merasa insecure saya selalu mengulangi mantra itu dan menjadi lebih tenang. Bedanya apa? Bedanya saya jadi lebih aware akan yang saya suka, yang saya bisa, yang saya kuat, dan jadi fokus bekerja dengan itu, bukan jadi sibuk membandingkan diri dengan orang lain lalu meratap.

Bayangkan kalau itu dilakukan oleh semua orang di dunia ini....

November 12, 2020

November Journaling Prompts 12 - Mengunjungi Yogyakarta

What was your most memorable family holiday when you were child? 

Keluarga saya jarang pergi liburan. Yang paling teringat yang paling jauh kala itu kami pergi ke Yogyakarta. Sekalian menghadiri pernikahan sepupu di Banyumas.

Road trip melalui jalur selatan dengan mobil Suzuki Carry. Saya masih ingat melewati jalur-jalur dengan pepohonan rimbun di kiri dan kanan jalan. Sempat ayah saya berhenti sebentar untuk buang air kecil di pinggir jalan karena belum banyak tempat istirahat kala itu.

Kami sampai di Yogyakarta menjelang Magrib. Seorang penarik becak menawarkan bantuannya mencari penginapan. Kami kemudian menginap di Hotel Parangtritis. Losmen sederhana di Jl. Parangtritis. Sekarang hotelnya sudah tidak ada. Saya juga cuma bisa kira-kira saja letaknya dimana.

Kami jalan-jalan ke Candi Borobudur pastinya. Singgah juga di Candi Mendut yang terlewat. Ke Pantai Parangtritis juga. Pantai pertama yang saya singgahi seumur hidup. Dari hotel ternyata tinggal lurus terus lalu sampai di pantai Parangtritis itu.

Saya lupa apa kami berjalan-jalan di dalam kota. Saya juga lupa perjalanan pulangnya. Yang saya ingat pasti kami mengunjungi ketiga tempat itu. 

November 11, 2020

November Journaling Prompts 11 - Menghabiskan Akhir Pekan

What normally happens on a Sunday?

Sebelum pandemi biasanya keluarga kami menghabiskan hari Sabtu dan Minggu melakukan hal-hal ini:

- beribadah ke gereja,
- bersih-bersih yang tak sempat dilaksanakan di hari kerja,
- jalan-jalan ke rumah teman atau belanja di supermarket
- atau leyeh-leyeh di rumah.

Keempat hal itu kami lakukan antara Sabtu atau Minggu. Kalau Sabtu bersih-bersih dan ke gereja, maka Minggu kami akan jalan-jalan atau leyeh-leyeh saja di rumah. Bisa jadi Sabtunya jalan-jalan dulu lalu ke gereja di sore hari, jadi Minggu bersih-bersih lalu leyeh-leyeh menunggu hari Senin datang. Atau sebaliknya...bersih-bersih dan leyeh-leyeh di hari Sabtu, lalu hari Minggu ke gereja dan diteruskan dengan jalan-jalan.

Yah, kira-kira seperti itu sih ya jadinya.

November 10, 2020

November Journaling Prompts 10 - Arsip

Write about a precious keepsake from your childhood.

Kalau cari-cari definisi "keepsake" ini yang lebih mengarah ke barang pemberian orang lain yang disimpan dan nilai emosionalnya tinggi, saya rasa saya tidak memilikinya ya.

Tapi barang yang buat saya nilai memorinya tinggi ada banyak. Bentuknya lebih ke arsip atau dokumentasi. Foto-foto, buku-buku diary yang diisi bersama-sama, atau balasan-balasan surat dari teman yang jauh. Saya tidak punya hal spesifik dari masa kecil saya yang diberi oleh orang lain dan saya simpan terus sampai sekarang.

Kalau menyimpan, saya jagonya. Surat-surat dari 20an tahun lalu pun masih ada. Masih cukup bagus. Kertas-kertas lainnya juga yang mungkin buat orang sampah tapi buat saya punya nilai emosi yang tinggi.

Kapan-kapan saya share ya contohnya (kalau ingat). Hihihi...

November 9, 2020

November Journaling Prompts 09 - Menambah Waktu

What are some things that you wish to add to your life? 

Begitu membaca pertanyaan ini, di kepala saya langsung muncul kalimat "Waduh... ga kepikiran... apa ya? Ga ada juga yang ingin ditambah.

I am truly happy with all the things that going on in my life right now, so there is really nothing that I wish to add.

Semua ada, semua cukup. Tidak berlebihan dan malah jadi merepotkan, tidak kekurangan juga lalu jadi kesulitan. 

Kalau ada yang memang bisa ditambah, mungkin saya ingin menambah waktu saya untuk sempat bekerja. Jadi akan ada lebih banyak hal yang bisa saya kerjakan dan selesaikan. Mungkin itu ya...

November Journaling Prompts 08 - Date Night

Describe your ideal date night.

Saya dan suami sama-sama senang menonton dokumenter walau topic of interestnya berbeda. Kami juga suka mencoba makanan baru tapi bukan yang aneh-aneh, atau menikmati makanan enak di restoran langganan.

Buat kami ideal date night akan dimulai dari makan enak, lalu menonton sambil makan cemilan enak. Nontonnya bisa terus-terusan sampai ketiduran! Yang penting bisa diskusi rame. 👌 

November 7, 2020

November Journaling Prompts 07 - Natalan

How did your family spend Christmas day when you were little?

Bulan Desember adalah bulan keriaan dan penuh perayaan untuk saya. Salah satunya tentu saat Natal.

Waktu kecil dulu saya akan membantu ibu saya membuat kue kering. Saat itu belum banyak yang memberikan jasa menjual kue kering, atau menurut orang tua saya harganya terhitung mahal dibandingkan membuat sendiri. "Membantu" tentu jadi perspektif saya. Sedangkan ibu saya punya perspektif kalau sebenarnya saya "mengganggu". Mungkin waktu masih awal-awal iya ya... mengganggu.... Saat bertambah besar saya tentu jadi membantu...bisa membuat pola, mengoleskan kuning telur, juga membantu menghabiskan kuenya tentu saja.

Ibu saya akan membuat sendiri isian nastar. Beliau akan membeli nanas, memarut, lalu menambah gula dan memasaknya sampai airnya berkurang. Kue nastarnya potongan besar! Bukan yang bulat kecil-kecil sekali hap habis. Tapi yang bisa digigit setengah untuk mencoba dan menerima kejutan, lalu menghabiskan setengah lagi untuk memahami keenakannya dengan lebih mendalam.

Saat perayaan Natal di gereja saya akan tampil ke depan bergiliran dengan anak lainnya untuk melakukan pembacaan ayat bergantian. Jadi semacam pertunjukan loh itu. Semua berlomba-lomba menghapal ayat lalu membacakannya keras-keras di depan jemaat.

Pulang dari gereja akan ada tetangga-tetangga yang datang. Bergantian. Sibuk membuat minum, memotong agar/puding, menyajikan piring kecil untuk makan kacang goreng, dan yang pasti... menghabiskan kue kering yang selalu ditentang habis oleh ibu saya agar kuenya masih bisa ada sampai tahun baru nanti.

Kalau sudah tahun baru... aman deh menghabiskan semua kue kering-nya. 

November 6, 2020

November Journaling Prompts 06 - Mudik

Where do you hope to go for your next holiday or vacation?

Bandung! Sudah pasti!

Menghabiskan hampir seumur hidup saya di Bandung, saya tidak mengira bahwa saya tidak bisa berkunjung sesering itu saat saya pindah dari Bandung.

Pandemi memang membawa cerita tersendiri. Ada barang-barang yang masih tertinggal di Bandung yang saya perkirakan dapat saya bawa saat triwulan kedua tahun ini. Ternyata sampai sekarang saya belum bisa berkunjung lagi. Kami bahkan membeli kendaraan agar dapat berpergian dengan aman.

Berkomunikasi dengan teman sih sama saja ya. Toh saat pandemi seperti ini saya juga tidak bisa bertemu teman-teman saya jika saya ke Bandung nanti. Tapi yang terutama bertemu orang tua dan mengurus dokumen ini itu yang penting.

Sedang menunggu-nunggu kapan suami bisa cuti untuk pergi ke sana.

November 5, 2020

November Journaling Prompts 05 - Mengapresiasi Film Dokumenter

What have been your favourite television shows this year?

Tahun ini memang sangat berbeda ya. Dengan beraktivitas di rumah saja, saya jadi punya kesempatan banyak untuk menonton televisi... hal yang jarang sekali sempat saya lakukan jika saya sedang bekerja dahulu. Baru kali ini pula saya memiliki televisi digital dilengkapi dengan berbagai aplikasi menonton yang bisa dinikmati saat tersambung dengan internet.

Tontonan saya sepanjang tahun ini kemudian berkisar seputar film-film dokumenter yang ada di Youtube. Dari kanal Channel News Asia, Deutsche Welle, Great Big Story (yang sekarang sudah berhenti beroperasi dan menerbitkan tayangan baru), sampai yang akhir-akhir ini sering saya tonton adalah NHK Jepang.

Semua dokumenter yang saya tonton tersebut membawa kabar yang lebih dalam dari sekedar berita singkat, memberikan pemahaman lebih akan latar belakang peristiwa, juga budaya yang ada dari pelaku dalam cerita tersebut. Terus terang saya suka sekali. Menonton dokumenter bagai mengkompensasi waktu yang harus dihabiskan berpergian, bertemu orang-orang setempat dan berinteraksi dengan untuk menambah pemahaman tentang mereka. Tentu saja mengalaminya langsung pasti akan sangat berbeda.

Jadi kalau ditanya tayangan televisi apa yang jadi favorit saya... mungkin tidak secara spesifik hanya ke satu judul tayangan, tapi genrenya kira-kira seperti yang saya ceritakan sebelumnya.



 

November 4, 2020

November Journaling Prompts 04 - Saat Sakit

Who helps to look after you when you are sick?

Well, ini sih gampang banget jawabnya. Ya suami saya lah. Dia keluarga terdekat yang ada dan hanya dia yang bisa sepenuhnya diandalkan. Walau ya kalau ngomongin soal standar saya belum tahu ya. Yang pasti saya tahu kalau saya sakit dia pasti eager untuk mengurus saya.

Udah ah...yang hari ini pendek aja. Hihihi.  

November 3, 2020

November Journaling Prompts 03 - Takut

What are your greatest fears right now?

Sepertinya ketakutan terbesar saya sekarang adalah kehilangan keluarga saya, terutama suami dan anak saya. Tidak terbayangkan rasanya harus kehilangan salah satu dari mereka, apalagi anak saya. Saya masih merasa tidak seharusnya orang tua kehilangan anaknya. Pasti akan sangat menyedihkan.

Tapi ketakutan itu membuat lebih aware akan keberadaan loh, dan tidak take it for granted semua kondisi yang sekarang sedang baik-baik saja baik secara kesehatan maupun ekonomi.

Kondisi lagi sulit banget sekarang ya... kemarin baru dapat cerita kalau adiknya teman kena PHK. Tentu tiba-tiba. Tadi di instagram ada postingan dari Burger King yang turut menyarankan membeli juga produk kompetitornya. Karyawan mereka bergantung pada kelangsungan perusahaan, kelangsungan perusahaan tergantung dari pemasukan, dan semua orang sekarang lagi berhemat, tidak belanja yang tidak terlalu perlu. Termasuk kami.

Semoga situasi bisa lekas pulih ya. Amin.

November 2, 2020

November Journaling Prompts 02 - Gelap

Write about darkness.

Akhirnya saya memutuskan untuk menulis topik di awal setiap postingan. Lebih agar saya tetap fokus di topik tersebut saat menulis, juga supaya yang membaca mengerti lebih jauh mengenai postingannya.

Berbicara tentang kegelapan, sebagai anak IPA ingin rasanya langsung mengutarakan kalau kegelapan itu adalah keadaan saat tidak adanya cahaya. Tapi tentu saja bukan itu maksud topiknya.

Untuk saya punya gelap punya arti yang bermacam-macam. Tergantung lokasinya, tergantung situasinya. Kegelapan di rumah saya rasakan sebagai suatu momen berhenti, untuk bergerak lebih lambat dan menikmati lebih penuh. Kegelapan di tempat yang familiar untuk saya, begitu juga rasanya. Ini berlaku juga untuk mood. Saat saya familiar dengan mood gelap yang sedang terjadi, itu cuma titik tolak saja untuk saya naik lagi.

Di tempat yang saya tidak familiar, kegelapan menimbulkan kecemasan karena saya tidak tahu apa yang sedang terjadi. Kadang saya paksakan berani untuk bereksplorasi. Kadang saya hanya akan terdiam menunggu.

Yang sama dari semuanya adalah, kegelapan membuat saya merasakan indra yang lainnya lebih tajam mengambil alih.

November 1, 2020

November Journaling Prompts 01 - Memori Hari Ini

Mengikuti challenge menulis jurnal sebulan kemarin ternyata membuat saya jadi nagih ikutan lagi. Seperti sudah jadi kebiasaan untuk meluangkan waktu menulis setiap hari dan saya ingin kebiasaan ini lebih lama dulu menetap.

Kebetulan sekali dapet lagi list challenge menulis jurnal untuk dikerjakan bulan ini. Bedanya, kalau dilihat pertanyaan-pertanyaannya, jurnal yang ini lebih cocok dikerjakan malam hari ketika akan menutup hari. Padahal bulan lalu saya terbiasa menulisnya begitu ada waktu luang baik subuh, pagi, maupun siang hari. Menulis malam adalah pilihan terakhir karena seringnya saya ikut ketiduran saat menemani anak tidur.

 

Describe a moment from today that you want to remember always.
 

So, hari ini saya diminta menggambarkan kejadian hari ini yang ingin selalu saya ingat. Kebetulan banget, tumben-tumbenan lagi happy semua di rumah. Kami tidak pergi kemana-mana dan menghabiskan hari Minggu ini di rumah. Seneng banget bisa bikin anak saya ngakak dengan keisengan saya... ngakaknya sampai tidak bisa berdiri! Tumben-tumbenan juga saya dan suami ada waktu untuk mengobrol seperti hari ini. Hari ini juga saya uji coba mendongeng cerita travelling saya dan suami ke anak saya. Ternyata dia sukses tidur. Saya dilema...harus senang karena dia bisa tidur cepat atau sedih karena mungkin saja artinya cerita saya membosankan.

Oh well, disyukuri saja dia tidur dan saya tidak ikut ketiduran, jadi sekarang masih bisa me time. 😜

October 31, 2020

Journal 31 - Penemuan

Mengerjakan challenge journal selama sebulan ini ternyata memang membantu mengatasi kegalauan. Mungkin yang lain merasakan pertanyaannya terlalu serius, tapi buat saya, saya memang lagi perlu ini.

Dari journalling ini saya jadi tahu apa yang harus saya lakukan, apa yang saya senangi, dan apa yang ingin terus saya buat. Saya mendapatkan hints akan hal-hal yang sudah lama saya pikirkan.

Dari sebulan ini saya dapat beberapa keywords, seperti: sharing, mengelola, dan S3. Sejauh ini saya dapat gambaran apa saja yang harus saya kejar untuk lakukan sekarang-sekarang ini. Saya juga jadi bisa mengkonstruksi tujuan-tujuan baru saya.

Dipaksa untuk menulis setiap hari, atau merapelnya jika tidak sempat, membuat saya juga punya prioritas baru setiap ada waktu luang, terutama ketika anak sudah tidur. Akhirnya saya jadi terbiasa mengolah ide secepat mungkin. Ini juga salah satu hal baik yang saya rasakan dari mengikuti challenge ini. Selanjutnya, waktu tersebut bisa saya pakai untuk mengolah ide-ide saya yang lain, yang sekarang sudah numpuk sebenarnya.

Di journal terakhir ini, nampaknya saya harus berterima kasih secara khusus kepada Kino, teman yang terpisah lama dan tidak terduga bertemu di WAG yang sama. Kino yang nyolek saya ikut challenge ini, tapi sedihnya saya malah ga pernah menyemangati dia. Maaf ya Kino...terima kasih banyak juga.

Semoga bisa ketemu di challenge menulis yang lain.



October 30, 2020

Journal 30 - Yang Perlu Didengarkan dan Yang Perlu Diabaikan

Sampai sekitar awal tahun ini, omongan orang masih sebegitu berartinya untuk saya. Saat ini tidak lagi. Bukan berarti saya jadi tidak mendengarkan feedback dari yang lain, atau saya jadi posting ini itu sembarangan. Lebih ke... saya tidak terlalu berekspektasi akan reaksi orang saat saya melakukan atau mempost sesuatu yang saya ingin post atau lakukan. Semua saya lakukan untuk diri saya sendiri. Tentu saja saya tetap berhati-hati dalam privasi dan mempertimbangkan perasaan yang lain juga, tapi saya ga jadi insecure kalau tidak banyak yang nge-like atau memberikan respon. Oh ya, saya juga males debat kusir sama orang yang beda persepsi tapi ngerasa dirinya all time righteous, padahal sebenernya naif aja. Jadi yang seperti itu saya hindari juga.

Hal ini juga yang membuat saya lebih berani untuk mulai mencoba media lain untuk sharing. Dengan konten yang mungkin buat kebanyakan orang hanya sesuatu yang remeh, tapi itu yang ingin saya bagikan. Syukur-syukur kalau bisa bermanfaat.

Lagi-lagi, terima kasih kepada Gary Vee untuk insightnya yang sangat membantu saya memahami self-awareness ini lebih lagi.

Untuk hal-hal lainnya saya juga tidak terlalu peduli omongan orang, demikian juga suami saya. Kami orang yang lebih mementingkan fungsi dan kepraktisan. Omongan orang ya didengarkan saja, tidak perlu terlalu ditanggapi serius. Secukupnya saja lah ya. Buat saya yang penting seimbang. Toh ada juga feedback dari orang lain yang bisa membuat kita lebih baik.

October 29, 2020

Journal 29 - Yang Selalu Bertengger di Kepala

Ada dua hal yang selalu bertengger di kepala dan tidak mau pergi. Tidak berusaha diusir juga sih, dia cuma betah aja di sana sedangkan yang lain suka sekali mondar mandir.

Yang pertama adalah memiliki EO dan mengorganize event besar. Yang pertama ini bertengger di kepala sejak 2007, tapi saya belum pernah seserius itu melakoninya sampai jadi yang utama. Mungkin faktor saya suka kerja lapangannya tapi tidak suka area bisnisnya. Sampai sekarang belum dipikirkan lagi terlalu dalam dan diulik bagaimana solusinya biar terjadi.

Yang kedua adalah mengambil S3. Yang ini bertengger sejak 2013. Awalnya tidak sengaja tapi jadi sesuatu yang mau dilakukan walau sekarang tetap tidak ada usaha berarti. Hahahaha. Mungkin sama seperti Dewi Lestari bilang, sesuatu yang disuka... begitu sudah dijadikan target seringnya malah jadi sesuatu yang dihindari. Mungkin itu yang terjadi ya. Sekarang saya lagi dalam proses mengumpulkan niat supaya ini jadi kenyataan.

So, yang dua itulah yang selalu ada di kepala.

October 28, 2020

Journal 28 - Rejeki dan Pemeliharaan Tuhan

Tahun 2007 di paruh tahun ke-2 saya lulus dari program profesi dan kemudian mencari pekerjaan. Sambil mencari pekerjaan saya masih mengerjakan ini dan itu yang berhubungan dengan EO dan travel agent. Tahun 2008 saya memulai bekerja di suatu perusahaan di kawasan industri dan kemudian saya berhenti setahun kemudian. 

Ada rasa waswas dan cemas saat berhenti. Sebenarnya saya berhenti karena mempunyai agenda lain yang akan memakan waktu sebulan dan saya tidak enak untuk minta cuti lama saat itu. Selain itu saya juga butuh kegiatan lainnya yang tidak bisa saya temukan jika saya bekerja di kawasan industri ini. Tentu saja saya deg-degan, apa yang kemudian harus saya kerjakan untuk mendapatkan penghasilan sedangkan tabungan saya mungkin akan sangat terpakai di agenda sebulan saya itu. Yang pasti saya merasa akan ada jalan mendapatkan rejeki jika saya mau berusaha.

Dari 2009 saya kerja serabutan. Promosi EO saya, mengorganize reuni dan beberapa acara lainnya, jadi wedding singer, manajer untuk beberapa penulis, dan membuat event promosi untuk penulis. Penghasilan saya minim sekali tapi selalu cukup. Tidak pernah saya sampai meminta lagi kepada orang tua. Ya kebetulan tinggal dan makan masih numpang di rumah orang tua juga. Kalau bosen, kerja di kosan teman lalu beli makanan dari warteg. 

Akhir 2009 kemudian saya direkrut sebuah unit di kampus untuk membantu penyelenggaraan training di sana. Ada lagi pemasukkan. 2010 orang tua saya berbaik hati menawarkan beasiswa ayah bunda untuk program S2 di kampus lama. Tentu langsung saya ambil. Senangnya, di semester ke-2 saya mendapat beasiswa sehingga cukup memotong beasiswa ayah bunda tersebut. Dari beasiswa ini saya punya kewajiban mengajar yang akhirnya keterusan sampai tahun 2019 yang lalu. Selama mengajar saya berstatus part time dibayar saat bekerja saja tanpa gaji pokok dan tunjangan ini itu. Tapi rejeki selalu datang dan saya bahkan bisa menabung. Kadang rejekinya lagi numpuk di satu bulan sehingga bikin jantung deg-degan juga antara percaya dan ga percaya.

Bulan Mei 2019 saya kemudian direkrut sebuah start up dengan benefit yang cukup tinggi untuk hitungan Bandung. Lalu saya terpaksa berhenti karena ada hal lain yang perlu saya prioritaskan sekarang ini.

Kesemua pengalaman tersebut memperkaya saya dan membuat saya tahu apa yang saya sukai, semua yang saya ceritakan di jurnal-jurnal kemarin. Hal-hal tersebut pula yang membuat keyakinan saya dari 2009 lalu tidak berubah malah semakin mantap, Tuhan akan memelihara mereka yang berusaha.

Karenanya rejeki, uang, apresiasi/posisi bukan menjadi prioritas saya lagi. Seperti yang pernah saya lakukan, saya rela melepas ketiga hal tersebut untuk melakukan dan mengusahakan hal yang saya sukai, hal yang penting buat saya. Saya yakin rejeki akan mengikuti usaha yang saya lakukan.




October 27, 2020

Journal 27 - Yang Terpenting Saat Ini

Membicarakan soal hal yang terpenting untuk saya bisa jadi berbeda-beda tergantung masanya. Dulu yang terpenting untuk saya adalah keberadaan saya di sebuah ekstrakulikuler yang saya ikuti. Lalu sempat yang terpenting untuk saya adalah EO yang saya dirikan. Ada masanya yang terpenting bagi saya adalah seorang teman. Ada masanya kemudian yang paling penting untuk saya adalah pekerjaan saya...bukan kerjanya...tetapi interaksi dengan orang-orang di dalamnya yang membuat hidup lebih hidup.

Saat ini yang terpenting untuk saya adalah keluarga kecil saya, suami dan anak saya. Keberadaan mereka adalah titik pusat saya berputar. Saya pernah mengeluh kalau suami saya posesif tapi berlagak tidak posesif...sehingga kalau saya mau ketemu teman, mending dia ikut deh. Tapi sebenarnya saya juga suka dan menikmati keposesifannya. Kalau bisa saya ingin membagi semua pengalaman saya untuk turut dia rasakan. Saya ingin berbagi seluruh dunia saya dengannya. Jadi frasa "kalau saya mau ketemu teman, mending dia ikut deh" merupakan sesuatu yang saya inginkan juga.

Tidak berarti juga saya tidak menikmati kesendirian saya. Seperti saat ini, saya sedang mengerjakan hal saya sendiri, suami saya sedang mengerjakan pekerjaannya, anak kami tertidur. Walau sedang sendiri seperti ini, kami tetap berbagi momen dan yang seperti ini sebenarnya yang saya sukai.

Sewaktu tinggal beda kota dulu, kami akan saling bertelepon atau video call lalu saya akan melakukan hal saya sendiri, dia pun demikian. Kami akan membiarkan telepon terus menyala dengan loud speaker dan dia akan mendengarkan saya mengetik atau saya mendengarkan dia menyeduh kopi.

Berbagi momen dengan orang yang saya kasihi merupakan hal yang penting untuk saya.

October 26, 2020

Journal 26 - Inspirator Saat Ini

Pertanyaan hari ini datang pelan-pelan lalu membuat diri saya begitu excited. "Siapa sih yang menginspirasi kamu", tanyanya. Saya tidak tahan untuk senang.

Akhir-akhir ini inspirasi saya banyak datang dari seseorang yang bernama Gary Vaynerchuk. Sejujurnya saya hanya mengikutinya di instagram, tapi itu sudah cukup. Untuk saya yang telah mulai belajar mengenai self awareness dari 14 tahun lalu, Gary memberikan contoh nyata dari semua konsep itu. Dia membuat semua yang saya pelajari membumi dan menjangkar dengan begitu kuat. Keinginan kuat saya untuk berbagi dan ketertarikan saya mencoba media-media baru untuk melakukannya, juga terinspirasi dari Gary. Apa yang diutarakan dalam kontennya menjadi penyeimbang dari semua teori yang digelontorkan ahli-ahli social media marketing atau personal branding di luar sana.

Untuk teman-teman yang galau, saya sarankan untuk mengikutinya juga loh. Mudah-mudahan dapat membantu mendapatkan kepercayaan diri untuk apapun yang teman-teman lakukan.


October 25, 2020

Journal 25 - Bermanfaat

How would you like to change people's lives?

Lagi-lagi pertanyaan yang membuat saya berkerenyit dulu. Sampai sekarang saya tidak merasa saya ingin berkontribusi atau mengubah hidup seseorang karena konyol sekali jika kebahagiaan saya terletak pada hal itu. Yang pasti fokus saya adalah memperbaiki diri sendiri dulu. Lalu berbagi sambil berdoa semoga ada yang merasakan manfaat dari apa yang saya bagikan. Satu orang saja, itu sudah berharga. Kalau bisa mengubah hidupnya lewat apa yang saya bagi, tentu saya jadi sangat bahagia. Bonus banget!

Prinsip itu yang sekarang saya bawa setiap hari, saya katakan kepada diri saya sendiri terus-terusan. Salah satunya supaya saya tidak langsung malas berbagi. Berbagi apa saja...saat ini mungkin waktu dan informasi yang bisa saya bagikan. Cukup satu saya yang merasakan manfaat, saya akan terus lanjut.

October 24, 2020

Journal 24 - Sharing

Pertanyaan hari ini: What do you want? Money, to travel, fame? Why?

Jawaban saya untuk ketiga item di atas... "ah...nggak juga". Lalu apa ya?

Ternyata jawaban pertanyaan pertamanya adalah: sharing.

Mungkin itu ya benang merah yang saya dapatkan dari memperhatikan apa yang saya sukai untuk saya lakukan. Saya merasa dengan berbagi jadi memperkaya hati. Ada kepuasan dan rasa bangga jika orang lain merasa apa yang kita bagi bermanfaat buat mereka.

Sharing ini yang sedang saya eksplorasi juga dalam bentuk lain. Salah satunya media blog ini. Saya juga tidak membatasi konteks sharing ini. Bahkan berbagi cerita pun bisa jadi manfaat untuk yang lainnya.

October 23, 2020

Journal 23 - Self-awareness

What single thing would you change in your world?

Pertanyaan yang susah-susah gampang untuk dijawab karena saya senang akan keberadaan saya sekarang dan semua perjalanan lampau membawa saya menjadi seperti yang sekarang ini. Terbiasa memahami bahwa setiap detik yang saya lalui punya kontribusi membuat saya menjadi yang seperti sekarang ini, jadi bingung juga kan apa yang ingin saya ubah.

Ya...kalau dipikir-pikir satu hal yang mungkin bisa membuat saya lebih baik lagi adalah kesadaran akan diri dan waktu yang datang lebih awal. Self-awareness juga awareness akan waktu. Jika saya menyadarinya lebih awal saya rasa hidup saya dapat saya nikmati dengan lebih lagi. Tidak memikirkan main saat sedang di kelas, tidak memikirkan tugas saat sedang hangout bersama teman-teman dan saya bisa menikmati setiap waktu yang saya lewati secara penuh.

Andaikan saya lebih awal membaca artikel yang membawa saya kepada kebiasaan baru memplot waktu, saya mungkin tidak sekelabakan itu saat bekerja di Bandung dahulu.

Ya...mungkin hanya itu yang ingin saya ubah dan terus saya improve sekarang.

October 22, 2020

Journal 22 - Values

Family
Freedom
Security
Loyalty
Intelligence
Connection
Creativity
Humanity
Success
Respect

Itu adalah hasil 10 teratas dari list of values saya googling hari ini. Dari 10 value tersebut, mungkin yang paling dekat dengan saya adalah family (untuk suami dan anak saya), freedom, dan humanity.

Kalau boleh diurut, yang paling pertama saya rasa adalah freedom. Saya orang yang suka dan hormat akan aturan karena itu membuat batasan supaya orang tidak seenaknya, saya juga menghargai kebebasan dan fleksibilitas. Prinsip saya, kita harus memahami aturan yang ada supaya kita bisa fleksibel bermain dengannya. Sedari dulu juga saya tipikal orang yang tidak bisa terlalu terikat dengan jam kerja, tapi saya bisa saja bekerja lebih dari durasi yang ditentukan. Karenanya yang saya butuhkan adalah fleksibilitas. Kebebasan melakukan segala sesuatu dengan cara saya dan dengan bertanggung jawab.

Anak dan suami saya merupakan hal lainnya lagi yang menjadi sangat penting dalam hidup saya. Saya tidak pernah mengira bahwa saya bisa mengesampingkan hal-hal yang dulu menjadi prioritas saya dan tergantikan oleh mereka. Walau demikian saya tahu dari dulu kalau saya akan punya kemampuan itu jika memang bertemu orang yang tepat.

Humanity ini terbangun dalam dekade terakhir ini. Mulai dari seseorang yang saya ceritakan di Journal 11, dilanjutkan dengan beberapa kesempatan untuk belajar lebih mengenai manusia dan keragamannya. Dari kesempatan-kesempatan ini saya belajar untuk menghormati yang berbeda dan membela yang tersakiti karena perbedaan tersebut.

October 21, 2020

Journal 21 - Yang Selalu Dicoba

Ada dua hal yang akan selalu saya jawab dengan "iya" dan selalu saya coba atau usahakan untuk kerjakan. 

Yang pertama adalah yang berhubungan dengan berbicara, mengajar, atau sharing sesuatu. Baik itu di dalam kelas, dalam bentuk workshop, training, talkshow, menjadi MC, moderator atau yang lainnya. Mungkin ini juga yang membuat portofolio mata kuliah yang saya lumayan beragam, tapi sebenarnya hanya berkutat di 2 area saja... yang berhubungan dengan prosedur atau proses dan yang berhubungan dengan relasi antar manusia.

Yang kedua adalah mengelola event selama saya tidak perlu pusing cari sumber dananya. Hahahaha. Jenis event baru sering jadi tantangan tersendiri, apalagi kemudian eventnya berlanjut. Seakan-akan saya yang membuat patokan awalnya.

Nah, pandemi ini memberikan saya kesempatan melakukan keduanya dalam konteks virtual. Lucu juga ya, sudah beberapa bulan saya mulai menjalani bentuk virtual ini dan baru menyadari kalau semuanya masuk ke dua hal yang saya sebut di atas.


October 20, 2020

Journal 20 - Some Free Stuffs

Sesungguhnya saya merasa senang sekali dan beruntung saat teman saya mengajak melakukan challenge ini. Bulan ini saya mendapat banyak penemuan baru akan diri sendiri dan membantu saya mengetahui apa yang akan dan ingin saya lakukan selanjutnya.

Hari ini saya ditanya mengenai hal yang akan saya kerjakan secara cuma-cuma selama 5 tahun. Butuh sedikit, tapi tidak lama. Jawabannya: berbagi segala sesuatu yang ada di otak saya. Mungkin bahasa kerennya sharing. You name it! Mengajar, memberi lokakarya, menjadi moderator, menulis di blog, menjadi mentor, dsb. Sebenarnya sudah dari beberapa waktu lalu saya mengerjakan itu semua dengan tidak mematok benefit hanya dalam bentuk uang. Terutama untuk mereka yang masih belajar, masih menjadi mahasiswa.

Saya juga belajar, belajar hal-hal baru untuk memfasilitasi saya berbagi dengan yang lainnya. Diantaranya dengan membuat kanal Youtube Angkatan 2000 Farmasi ITB bersama teman-teman satu jurusan S1 dulu untuk berbagi informasi seputar kesehatan dan kefarmasian dengan bahasa yang sederhana. Saya juga sedang mempersiapkan kanal Youtube dan podcast pribadi yang mudah-mudahan dapat selesai bulan ini.

Kesenangan untuk berbagi ini juga yang mungkin membuat saya senang sekali (pernah) bekerja sebagai pengajar 😊.

October 19, 2020

Journal 19 - Mengenai Perhatian dan Apresiasi

Kalau diingat-ingat apa saja yang saya lakukan saat saya merasa begitu terlibat dan fokus saat melakukan sesuatu, yaitu ketika pendapat saya diperhatikan dan saya dipercaya untuk melakukan apa yang menurut saya baik. Tentu saja bukan berarti saya yang paling benar.

Momen-momen seperti itu membuat saya bersyukur tentunya. Tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan "unjuk gigi" sehingga ketika momen seperti itu datang, saya biasanya memanfaatkan sebaik-baiknya. Waktu saya bilang biasanya, artinya ada momen-momen ketika saya lalai dan akhirnya apa yang saya kerjakan menjadi sesuatu yang "zonk" lalu biasanya saya menyesal kemudian.

Ada beberapa kesempatan dimana saya ingin "unjuk gigi" dan berusaha berkontribusi dengan baik, tetapi pendapat saya selalu dinihilkan. Mungkin ini juga yang membuat saya tidak bertahan lama di beberapa tempat. Saat peran saya lebih sebagai asisten yang menjaga agar semua pekerjaan berjalan dengan baik dengan langkah-langkah sesuai perintah atasan.

Di momen-momen seperti ini banyak saya rasakan ketidak percayaan. Bukan karena kemampuan saya, tapi lebih kepada ketakutan akan sesuatu yang bisa saya bawa pergi. Oh well, that kind of insecurity is not my problem at all and I can do nothing about that. Lagi-lagi biasanya saya belajar tentang integritas.

Saat ini role model utama saya adalah Gary Vaynerchuck. Untuk saya, Gary adalah representasi di dunia nyata mengenai apa yang saya pelajari sejak 2006 dulu mengenai self awareness. Konten-kontennya di media sosial merupakan penyeimbang dari jargon-jargon yang telalu sering beredar di masyarakat.

So, lagi-lagi... saya belajar dan akhirnya aware kalau saya dapat sangat terlibat dan mengeluarkan effort lebih untuk mengerjakan suatu hal jika saya merasa pendapat saya dihargai dan diperhatikan.

October 18, 2020

Journal 18 - Terlalu Seru untuk Berhenti

Saat bercerita mengenai keahlian yang dimiliki yang menjadi keunikan saya, saya akhirnya malah bercerita mengenai hal-hal yang saya pernah atau sering lakukan. Yang pasti hal-hal tersebut adalah hal-hal yang saya sukai. 

Seringkali kemudian saya lupa waktu saat mengerjakan hal-hal tersebut. Terlalu asyik, terlalu seru rasanya untuk dihentikan sebelum selesai. Saya bisa terus bekerja walau pinggang sudah penat jika memang terasa "nanggung". Jika dari list tersebut saya diminta menyebutkan yang mana yang paling sering membuat saya bekerja terus, saya juga tidak bisa menjabarkannya dengan jelas karena saya menyukai semuanya.

Oh ya, ada hal baru yang saya ingin ulik, yaitu podcast. Selain itu walau belum sampai akhir bulan, saya sudah mendapatkan jawaban untuk dilema S3 saya, tapi belum bisa saya bagi di sini.

Satu hal yang pasti bahwa apapun yang membuat saya terjaga di malam hari kebanyakan adalah hal yang menyenangkan hati dan keberadaannya membuat diri terus bersyukur.

October 17, 2020

Journal 17 - A Bit of This and a Bit of That

Hari ini waktunya menulis jurnal mengenai keahlian spesifik (unique set of skills) dan kepribadian (personality traits) saya. Lagi-lagi saya bingung. Hal pertama yang saya lakukan setelah membaca topik tersebut adalah bertanya kepada Mbah Google: "Mbah, unique set of skills and personality traits itu contohnya apa tho?" Berbeda dengan jawaban langsungnya beberapa hari lalu saat saya bertanya mengenai list of skills, kali ini Mbah tidak serta merta menjawab.

Setelah beberapa waktu, belasan kali klik dan kedipan mata, ketidak tahuan saya hanya berkurang sedikit sekali. Apa ya yang unik yang saya bisa? Sejujurnya saya rasa apa yang saya bisa semua orang juga bisa. Mungkin kombinasinya yang membuat jadi berbeda. Kesukaan saya akan banyak hal, keingintahuan saya, kemauan belajar, dan keberanian untuk mencoba yang baru membuat kombinasi yang cukup palu gada (apa yang lu mau gua ada) walau kadar masing-masing skill-nya tidak sedalam itu. 

Sebagai seorang lulusan profesi apoteker dan magister sains manajemen, saya pernah mengajar, belajar, mengutak-atik komputer maupun peralatan elektronik lain, mengumpulkan bungkus mie instan, membaca buku, menulis artikel ilmiah dan populer, menjadi MC atau moderator, membuat press release, mengorganize event, desainer dadakan untuk membuat banner atau backdrop atau keperluan event lainnya, angkat-angkat kursi, merapikan kabel, mengatur flow, mengisi voice over, wedding singer, choir singer, jadi bendahara atau sekretaris atau admin, asisten untuk riset atau konsultansi, dan yang akhir-akhir ini mulai saya lakukan adalah menyunting video untuk youtube. Perintilan yang banyak ya. Yang pasti kesemuanya adalah hal-hal yang saya sukai.

Yang belum pernah saya lakukan justru adalah berpraktik sebagai seorang... apoteker 😆.

October 16, 2020

Journal 16 - Mengenai Adil

Sebagai pembawa amanah Ninja Gozaru yang membela kebenaran dan keadilan, tentu saja saya akan mulai mendidih ketika melihat adanya ketidak benaran maupun keadilan saya ketahui. Tentu saja perspektif setiap orang dapat berbeda demikian juga perspektifnya dalam hal keadilan. Karenanya yang saya pegang selalu perspektif untuk memanusiakan manusia. Misalnya, apa yang seharusnya dilakukan jika label-label identitas agama maupun etnis tidak ada.

Hal ini juga yang sering saya utarakan di kelas kepada mahasiswa saya. Selain melatih perspektif yang lebih luas, juga melihat keadilan untuk teman-temannya yang lain saat dirinya minta diistimewakan. Tidak semua harus disamakan memang, ada yang memang perlu dibantu. Tentu saja adil tidak berarti harus sama.

Adil ini juga harusnya tercermin dari apresiasi yang didapatkan saat bekerja. Tidak harus berupa materi loh, karena ada sistem dalam organisasi yang memang tidak memfasilitasi perbedaan apresiasi materi yang cukup. Apresiasi yang adil bisa juga diberikan dalam bentuk yang lain, yang bukan berbentuk materi.

Sejauh ini saya merasa beruntung dikelilingi oleh orang-orang yang memang senang bekerja dan tahu menilai dirinya masing-masing sehingga dapat membawa rasa adil tidak hanya kepada orang lain, tapi juga dirinya sendiri.

October 15, 2020

Journal 15 - Ninja Gozaru

Pernah mengalami peristiwa yang menurut saya tidak adil, tentu membangkitkan keinginan lebih untuk memastikan pengalaman itu tidak terjadi lagi baik untuk saya maupun orang lainnya. Sayangnya dunia memang tidak sesempurna itu dan ketidakadilan terjadi dimana-mana.  Keadilan yang saya maksud terutama yang berkaitan dengan kesempatan berkarya dan memperoleh perlindungan hukum untuk mereka yang memiliki kondisi-kondisi bawaan/lahir atau pilihan hidup yang berbeda dari masyarakat umumnya.

Seiring berjalannya waktu, memang banyak perubahan cara pandang dan sikap yang membuat keadilan untuk beberapa hal terlihat peningkatannya. Tapi kemudian selalu ada sisi ketidak adilan baru yang hadir.

Sayangnya ketidak adilan biasanya terjadi karena perspektif yang terlalu sempit dan tidak terlatih untuk menghormati mereka yang memiliki perspektif berbeda. Seringkali kemudian orang-orang menganggap perspektif lainnya itu salah. Padahal mungkin saja bahasan dan tujuannya sama.

Dalam perkataan dan perbincangan, ini selalu yang saya ingin perjuangkan dan bela. Membela kebenaran dan keadilan.

 

October 14, 2020

Journal 14 - Least of Skill

So I found this as the first result when I googled for "list of skills" 

  • Active listening
  • Communication
  • Computer skills
  • Customer service
  • Interpersonal skills
  • Leadership
  • Management skills
  • Problem-solving
  • Time management
  • Transferable skills

The topic of today's journal asked to choose which skills that describe me. Since I love to try many things, "pecicilan" people might say, I think it would be easier if I just choose which skills that aren't describe me. So the least skill that describe me might be customer service. Though I know how to create positive experience for the customer, it's not something that I really love to do. And I think basically it's only about communication. Though I believe that we need to treat our customer nicely and give a positive experience, I also believe that we should also have this positive experience... so it will be mutual. If I don't get the positive experience though my customer satisfied, I would be reluctant to repeat the service. I'm not the kind of person who think that customer is the king. 

We are human after all.

October 13, 2020

Journal 13 - Yang Tidak Disukai

Mengingat kejadian, mengingat nama, mengingat peristiwa, adalah beberapa hal yang sangat sering saya lakukan. Apalagi kemudian saya mengambil kuliah farmasi, banyak sekali yang harus diingat-ingat, dan mengingat menjadi hal yang otomatis saya latih setiap hari.

Sering kali ingatan saya akan suatu kejadian menjadi hal yang lucu dan menarik ketika dibahas kembali bersama teman-teman. Tapi lebih sering lagi, saya mengingat kejadian-kejadian memalukan atau pengalaman buruk yang kemudian membuat saya merasa tidak enak... antara kesal, malu, marah, atau menyesal.

Saya yakin bukan saya satu-satunya manusia di dunia ini yang memiliki pengalaman yang tidak enak, tapi sering otomatis teringat pengalaman tidak enak tentu bukan hal yang menyenangkan. Ini yang paling tidak saya sukai.

October 12, 2020

Journal 12 - Yang Menyenangkan Hati

Sejujurnya saya merasa diberi banyak sekali kemudahan dalam perjalanan hidup saya. Mungkin juga ini karena saya lebih praktis dan tidak terlalu ambil pusing orang mau komentar apa mengenai saya. Dengan persoalan-persoalan yang terjadi di keluarga, saya juga merasa beruntung Yang Kuasa dan Punya Cerita menggariskan saya untuk bertemu orang-orang yang baik, yang menjadi inspirasi dan teman berdiskusi.

Saya juga senang bahwa saya diberi kemudahan rejeki. Saya percaya bahwa yang terpenting adalah kemauan untuk berusaha dan kerendahan hati untuk belajar dan melakukan apa saja. Dari semenjak saya meninggalkan pekerjaan formal di tahun 2009 lalu, tidak sekalipun saya berkekurangan walaupun seringkali pas-pasan. Saya rasa saya memiliki pengertian yang cukup baik akan perihal mencari rejeki dan saya senang memiliki pengertian tersebut.

Hal lainnya yang menyenangkan hati dan membuat bersyukur adalah teman-teman dan jejaring yang senang membantu satu sama lain. Dengan teman-teman yang saya kenal dan jejaring yang ada, saya tidak pernah merasa menemukan jalan buntu jika harus mencari seseorang.

Saya senang akan kemampuan yang saya miliki. Saya senang saya masih punya banyak ruang untuk mengembangkannya lagi. Saya senang saya memiliki peralatan yang memadai dan kemampuan untuk mendapatkan peralatan yang saya perlu.

Yang terutama dan membuat saya jadi yang paling bahagia... adalah suami dan anak saya 😊 (walaupun suami tetap tidak membaca blog ini padahal sudah diberi kode keras berulang kali 😒).

October 11, 2020

Journal 11 - Menjadi Lebih Baik

Ada satu orang yang memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap cara pandang saya akan suatu kejadian atau seseorang. Beliau saya kenal saat saya mengambil studi S2. Beliau yang mengejawantahkan slogan-slogan semacam "a heart is better than all heads in the world" atau "orang kaya itu udah banyak, orang baik masih kurang" dengan sangat nyata. 

Memberikan bantuan dan pertolongan, baik materi maupun sekedar meminjamkan telinga, beliau lakukan. Saat melihat warung yang ramai, beliau akan makan di warung sepi sebelah warung ramai tersebut. "Beda sekali dong raut wajah yang jualannya" cerita beliau. Saat ada peminta-minta atau pengamen datang, beliau tidak pernah tidak memberi. "Mau dipake apa kek duitnya udah bukan urusan gua, udah urusan Tuhan itu sih" itu prinsipnya. Menolong sesama adalah kebahagiannya. Dari beliau saya belajar bagaimana menjadi orang (yang mudah-mudahan) baik sebenarnya.

Topik jurnal hari ini meminta saya untuk menuliskan apa yang saya ingin orang katakan tentang saya jika saya tidak ada. Tidak, saya tidak ingin orang-orang mengatakan kalau saya orang yang baik, karena saya masih jauh dari itu. Dengan segala kekurangan saya, saya ingin sekali ada percikan di hati teman-teman yang lain untuk menjadi lebih baik dalam menolong. Percikan yang saya pantikkan. Dan itulah yang saya ingin orang katakan tentang saya jika saya tidak ada...bahwa saya memantikkan percikan kecil di hati teman-teman saya untuk berbuat baik dan menolong yang lainnya.

October 10, 2020

Journal 10 - Yang Belum Pernah Aku Coba

Jurnal hari ini membuat saya berpikir dahulu cukup lama. Saya diminta menuliskan hal-hal apa saja yang saya bilang tidak mampu saya kerjakan tapi saya tidak pernah mencobanya.

Saya termenung, termenung, mengambil minum, lalu termenung lagi. Kemudian saya sampai pada kesimpulan, yang tidak pernah saya kerjakan kemungkinan besar bukanlah hal yang saya suka. Ditambah dengan prinsip bahwa semuanya bisa dikerjakan jika mau belajar, maka saya tidak pernah merasa ada yang tidak bisa saya lakukan jika saya mempelajarinya, bahkan jika hal itu belum pernah saya lakukan sama sekali.

Yah...walau durasi berpikirnya lumayan lama, nampaknya jurnal ini cukup diisi sependek ini dulu.

October 9, 2020

Journal 09 - List of Things that I am Good at (In My Opinion ya)

I'm good at communication though there are still many things that can be improved. I've been interested in public speaking since I was in college. I'd love to learn how to talk and make people understand. So I took several courses and did practices a lot. I would watch and observe presenters in tv or my MC friends. I would listen to the words they use, intonation, articulation, etc. Later on, I chose teaching undergraduates as my scholarship obligation and it eventually last for 7 years. I love being in front of the class and communicate with the students. Seeing their faces and bodies respond to my presentation. Then... I would be an MC or moderators in seminars, discussions, graduation ceremonies, and talk shows.

I'm good at organizing. I can and train myself to think and visualizing in detail about what will happen in an occasion so I will organize something to make it easier or less troublesome in the future. It doesn't have to be an event, it could be files in my laptop, or hard copy family documents.

I'm good at cleaning things...ahahaha. I have the patience it takes to clean something deep. The thing is...most of the time, I don't have the time it needs to do a proper deep cleaning.

Well...nevertheless, I still find it hard to clean all the bad memories from my brain 😝

October 8, 2020

Journal 08 - Fulfilled and Satisfied

Pertanyaan jurnal untuk hari ini sungguhlah membuat dahi berkerut, lalu berpikir keras, apa ya yang membuat saya merasa fulfilled dan satisfied? Bukankah banyak hal yang bisa membuat saya merasakan kedua hal tersebut. Contohnya: ada waktu senggang lalu dipakai ngobrol seru dengan teman (fulfilled) dan kalau obrolannya sangat berkesan sampai ada "pesan moral" yang bisa saya bawa...maka obrolan ini akan menjadi sesuatu ya satisfied

Waktu mengajar, ketika bisa memberikan materi dengan baik dengan durasi yang baik, disitu ada sesuatu yang fulfilled, dan ketika kelas/presentasi diakhiri tidak hanya dengan "terima kasih" tapi juga tepuk tangan atau gelak tawa, saya pun merasa satisfied. Saat mengerjakan event di hari pelaksanaan, saat semua berjalan lancar dan sesuai rencana, tentu saya merasa fulfilled. Ketika peserta sampai mau bersusah payah menyampaikan apresiasi...saya merasa satisfied. Bahkan ketika menulis seperti ini, saya akan merasa fulfilled jika target harian telah dicapai dan jika saya mendapatkan feedback yang bagus mengenai tulisan saya tersebut, saya akan mearasa satisfied.

Banyak sekali hal-hal yang menyenangkan buat saya dan ketika saya dapat melakukannya sesuai target saya akan merasa fulfilled. Perasaan satisfied ternyata ada saat saya menerima feedback dari orang lain karena itu berarti ada yang mengapresisasi apa yang saya lakukan.

October 7, 2020

Journal 07 - Keinginan dan Alasan Berhenti

Dari jaman S1 dulu sampai sekarang saya selalu punya keingin memiliki/mengelola Event Organizer/Management sendiri atau bersama-sama dengan teman saya. 

Tahun 2006 saya dan 6 orang teman lainnya memulai event organizer kami dan berniat menginsiasi acara mandiri. Terlalu polos... acara tersebut pun berakhir di tahap angan-angan. Tahun 2007 kami mendapat proyek pertama. Modal 0 rupiah berakhir dengan keuntungan kotor 5 juta rupiah. Dari event organizer kami merambah peluang menjadi travel agent. Tidak fokus dan kebutuhan tiap individu untuk mendapatkan penghasilan yang lebih stabil dengan menjadi karyawan di tempat lain membuat hal ini pun kami hentikan. Memang... jiwa wirausahanya belum terpupuk dengan baik.

Semenjak itu banyak proyek event yang saya kerjakan sendiri walau membawa nama bersama. Sampai akhirnya saya mohon izin untuk membawa bendera saya sendiri. Jadi semenjak 2013 setiap proyek yang saya kerjakan membawa bendera ALTO Event & Talent Management. Karena kesibukan mengajar sejak 2012, saya tidak pernah mencari proyek/klien. Biasanya saya mendapatkan klien berdasarkan rekomendasi atau testimoni dari klien saya sebelumnya. 

Dari seluruh pengalaman sampai sekarang, hal utama yang membuat saya tidak mengembangkan usaha ini adalah rasa tidak suka terhadap proses bisnisnya. Mulai dari klien yang rigid sedangkan di lapangan perlu ada keleluasaan yang cukup untuk menjadi fleksibel terutama terhadap vendor-vendor dan orang-orang yang membantu: misal budget untuk tips dan konsumsi. Mau tidak mau saya jadi harus menyelipkan item-item tersebut di item yang ada bukti pembayarannya... di mark-up bahasa kerennya dan saya bukan tipe orang yang suka memark-up. Jengah sekali melakukan hal itu. Sayangnya kwitansi tips seringkali tidak laku untuk jadi bukti ke klien. Ada juga yang mengerenyit kenapa harus ada tips dan konsumsi lagi. Padahal pekerja lapangan macam tukang tentu hanya mendapatkan uang yang sendikit dari bos-nya. Saya juga bukan tipe yang suka mengambil kick back dari vendor karena untuk saya fee dari klien itu sudah menjadi bayaran saya untuk mendapatkan vendor yang baik dengan harga yang rasional. Tapi karena di industri hal tersebut lumrah terjadi, beberapa kali klien menawar banting harga yang bikin saya balas mengerenyit dan tertawa dalam hati.

Karenanya saya lebih suka terlibat dalam kepanitiaan dimana saya terbebas dari masalah bukti-bukti keuangan. Saya cukup terlibat dalam konsepsi acara, mengontak berbagai vendor dan talent, dan mengorganisir acara di hari H.

Sampai sekarang saya masih punya keinginan menjadikan Alto sebagai perusahaan besar. Hanya saja saya belum berpikir bagaimana cara dan solusinya.

October 6, 2020

Journal 06 - Hari yang Sempurna

Sebelum pandemi hari sempurna saya biasanya melibatkan rencana-rencana yang berjalan dengan lancar, baik itu dalam mengajar, rapat, atau mengerjakan pekerjaan lainnya. Hari yang sempurna juga biasanya melibatkan perbincangan akrab dengan teman-teman tersayang dipenuhi dengan tawa-tawa dan mungkin sedikit pesan moral untuk dibawa pulang. Tak perlu banyak...toh dulu sudah menghabiskan waktu beberapa tahun belajar Pendidikan Moral Pancasila.

Saat pandemi ini hari sempurna saya biasanya melibatkan bangun di waktu yang cukup untuk membersihkan rumah sebelum anak saya bangun dan masih ada sisa waktu untuk membuka-buka laptop, posting ini itu di instagram, atau sekedar komentar di beberapa postingan teman. Hari yang sempurna ini akan berlanjut jika anak saya pecicilan secukupnya. Tidak terlalu heboh sehingga mamanya jadi olahraga ekstra. Hari yang sempurna akan berlanjut jika anak saya lagi bagus mood makannya. Lapar sesuai jadwalnya, tidur siang sesuai jadwalnya (dengan durasi selama mungkin tentu saja), sehingga lagi-lagi mamanya bisa punya waktu yang lumayan cukup untuk merapikan file dan dokumentasi lainnya di komputer sambil rerun serial-serial kesayangan. Hari yang sempurna juga akan berlanjut saat sore hari bisa putar-putar naik sepeda bersama anak dan papanya.

Sungguhlah hari yang sempurna untuk saya saat pandemi ini sesuai dengan pepatah: manusia hanya bisa berencana, bayi juga yang menentukan.

October 5, 2020

Journal 05 - Waktu Ekstra untuk Bersenang-senang

Topik hari ini sangatlah menggelitik... pertanyaannya: Jika saya memiliki 3 jam ekstra dalam sehari, apa yang akan saya lakukan dengan waktu tersebut. Jawabnya: bersih-bersih, merapikan file dan dokumen lainnya di komputer, dan menonton dokumenter. Hahahaha.

Sungguh, apa yang saya tulis kemarin merupakan hal-hal yang saya senangi dan membuat saya lupa waktu. Tentu saya akan sangat senang menghabiskan 3 jam ekstra saya untuk hal-hal tersebut.

Alasannya sudah saya beritahu di postingan kemarin ya. :)

October 4, 2020

Journal 04 - Rapih Rapih Aku Suka!

Handphone! Saya yakin banyak sekali yang berlama-lama menggunakan handphone tanpa tidak sadar. Ada yang memang karena tuntutan pekerjaan, ada yang mencari hiburan.  Bukannya tidak bisa kalau harus jauh dari handphone, buat saya terkadang asik sekali mendapatkan kabar dari orang-orang lewat berbagai media. Atau (yang sering saya lakukan sekarang) memuaskan keingin tahuan saya dengan nonton film-film dokumenter di Youtube. Sedangkan saya sendiri tidak terlalu sering posting.

Yang satu lagi sungguh lah memalukan untuk diceritakan... saya senang sekali berlama-lama "merapihkan" apapun. Terutama file-file di komputer saya. Bagi saya itu sama pentingnya dengan menyelesaikan pekerjaan yang lain, tapi sungguh "cemen" untuk dijadikan alasan tidak ikut berpergian atau beraktivitas lain saat waktu luang. Efek buruknya, terkadang pekerjaan strategis yang penting saya lakukan malah tenggelam dibalik keinginan saya membuat semuanya teratur. Untungnya makin kesini hal ini makin berkurang berkat alokasi waktu pengerjaan to-do-list yang saya ceritakan pada jurnal hari ke-2.

Saya bisa tidak tidur semalaman untuk merename file di komputer agar sesuai dengan yang saya inginkan. Atau memback up dan mengeceknya dengan detail apakah semuanya sudah tersimpan dengan baik. Hasilnya sering saya pamerkan dan mengundang reaksi antara "wow, luar biasa!" atau "gila! kurang kerjaan banget lo...(sambil menertawakan)". Akhir-akhir ini reaksi pertama yang sering muncul karena akhirnya saya bisa pamer foto-foto dan dokumentasi lainnya dari masa saya SD, SMP, atau SMA 20-an tahun yang lalu.

Nampaknya cukup sekian dulu ya... masih ada file lain yang ingin saya rapihkan. Ahahahaha.

October 3, 2020

Journal 03 - Dilema S3

Kalau ditanya saya iri kepada siapa, tanpa ragu-ragu saya akan menjawab akhir-akhir ini saya iri kepada mereka yang:
- mendapatkan tempat/beasiswa untuk S3,
- memulai S3-nya,
- sedang menjalani program S3-nya,
- dan yang baru saja menyelesaikan S3-nya.

Menjalani dan menyelesaikan program S3 di luar negeri merupakan target saya dari 2014. Awalnya sebenarnya lebih karena faktor ekonomi, lalu menjadi lebih kuat karena menikmati mengajar di sebuah perguruan tinggi.

Seringnya sih si S3 ini hanya jadi impian belaka karena terlalu tenggelam dengan kesibukan atau mengerjakan aktivitas lainnya yang lebih menyenangkan. Di tahun 2017 akhirnya saya mengurangi aktivitas saya tapi ternyata saya malah mendapat hadiah lainnya, yaitu hamil dan kemudian melahirkan di tahun 2018. Semenjak itu saya belum memiliki waktu yang proper untuk kembali berkutat mengenai masalah sekolah ini.

Sampai akhirnya kemarin ada perspektif lain yang kemudian disodorkan oleh salah seorang teman. Maybe this stuff is just not my cup of tea.... Apalagi pada dasarnya saya ga terlalu doyan riset. Paper ilmiah buat saya lebih untuk obat insomnia daripada bacaan berfaedah.
 
Dengan kerumitan dan kekompleksitasan S3, teman tersebut memberikan pandangan lain bahwa banyak yang bisa saya capai di area lain dalam jangka waktu yang harus saya luangkan untuk S3 ini. Selain itu, motivasi saya mengambil S3 ini bisa saya penuhi lewat jalan lainnya.

Dia adalah orang pertama yang mengutarakan ini dengan blak-blakan kepada saya. Perspektif baru yang pastinya jadi bahan untuk direnungkan sebulan ini sambil terus mengikuti journaling challenge for self-discovery ini. Dan sejujurnya sekarang saya jadi excited akan pilihan yang akan saya putuskan di akhir bulan ini.

October 2, 2020

Journal 02 - Menjadi Lebih Baik

3 tahun terakhir ini saya memulai suatu kebiasaan baru, memindahkan to-do-list saya ke dalam kalender sehingga setiap pekerjaan memiliki waktu pengerjaannya. Dari awal saya tahu saya tidak akan sesempurna itu mengerjakannya. Tapi efek positifnya, awareness saya akan waktu menjadi semakin baik. 

Saat memikirkan pertanyaan hari ini mengenai hal yang ingin dilakukan lebih baik lagi, otomatis saya berpikir mengenai kekonsistensian saya mengerjakan hal-hal yang telah saya agendakan. Lalu saya urung, saya sudah cukup stress. Walau saya tahu saya ingin lebih baik lagi dalam mengerjakan hal-hal yang telah saya agendakan, saya tahu bukan itu yang saya butuhkan saat ini.

Saat ini saya butuh untuk dapat lebih baik menerima keterbatasan kondisi saya yang membuat saya tidak seproduktif dahulu dalam hal pekerjaan. Saya butuh untuk berdamai dan tidak insecure dengan pencapaian teman-teman saya lainnya. Saya butuh tenang walau mengetahui kesempatan yang ada turut berlomba dengan umur. Toh semua ini nanti akan lewat dan tidak dapat diulang.

Saya ingin lebih baik dalam mencintai dan menerima saya dan kondisi saya sekarang ini apa adanya.

October 1, 2020

Journal 01 - Yang Menjadi Candu

Saat membaca pertanyaan mengenai apa yang akan saya lakukan jika uang tidak menjadi masalah, pikiran saya langsung melayang ke waktu-waktu yang saya habiskan untuk mengorganisir acara, menjadi koordinator lapangan. Dari sekian banyak hal yang saya sukai dan nikmati saat melakukannya, menjadi seorang yang memastikan acara berjalan dengan lancar adalah hal yang paling memuaskan.

Bermula dari terlalu aktif beraktivitas di suatu unit kegiatan mahasiswa dan memperlakukan kuliah layaknya ekskul saja; mengorganisir, mengkoordinasi, mengatur, menjadi obsesi saya. Dalam sepanjang perjalanan itu ada kalanya saya terlalu serius, ada kalanya masa bodoh. Ada kalanya ingin tahu dan terus bertanya, ada kalanya keras kepala dan sombong.

Selepas kuliah saya dan teman-teman menginisiasi proyek pertama idealis yang kemudian kandas tak berjejak. Proyek lainnya datang dan membuahkan profit pertama kami. Kebutuhan mendapatkan penghasilan yang baik akhirnya membuat kami bekerja di berbagai perusahaan dan menghibernasikan event organizer ini. Tapi tidak membuat saya kehilangan kesempatan untuk turut berpartisipasi menjadi panitia di berbagai acara.

Semua saya lakoni... reuni, peluncuran buku, seminar, pelatihan, konferensi, bahkan saat kemudian bekerja di perusahaan dan institusi lain, mengorganisir acara sering menjadi menu pekerjaan saya.

Ada candu yang membuat saya terus ingin terjaga... mengawasi alur manusia saat acara, mengamati raut wajah mereka, memastikan setiap hal muncul di waktu yang tepat. Meletupkan rasa puas saat kemunculannya mengubah raut wajah-wajah yang mengamati. Ada candu yang membuat saya ingin terus mencoba membuat aliran yang lebih baik, menghilangkan kerikil-kerikil yang mungkin menyumbat, melancarkan perjumpaan, meninggalkan kesan.

Tidak hanya saat mengorganisir acara, hal ini juga yang saya bawa saat mengajar. Memastikan sesi berjalan dengan lancar, memberi pengalaman, dan meninggalkan kesan.

Jika uang tidak jadi masalah, saya ingin pecicilan mengorganisir ini dan itu.

August 9, 2020

Anakku (2)

 Anakku bertubuh kecil tapi pikirannya dewasa.

Enam bulan ini pikiranku berkecamuk mengenai hamil anak ke-2. Sanggupkah aku dan badanku di usia ini untuk hamil, melahirkan, dan melewati semua kerepotan mengurus bayi. Entah kenapa semua sirna saat melihatnya membuka tutup loker dengan hati-hati dan penuh rasa ingin tahu.

Aku tahu dia akan membantuku nanti merawat adiknya. Dia akan menjadi abang yang baik.

Anakku (1)

Anakku bertubuh kecil, tapi pikirannya dewasa.

Siang tadi kami akan tidur bertiga. Aku sedang kesal dengan ayahnya. Dia ambil tanganku, dia ambil tangan ayahnya. Kedua tangan dia satukan sambil berceletuk... celetuk yang hanya dimengerti olehnya. Kesalku pun mereda.

Anakku bermain lalu tidur. Aku kembali kesal pada ayahnya.