Pages

July 8, 2011

Karena Itu Setitik, Rusak Susu yang Sebelanga


Pagi tadi saat sedang menyetir saya teringat suatu peristiwa. Waktu itu seseorang mengomentari saya bahwa kenegatifannya tidak menjadi masalah karena ada saya yang positif di suatu komunitas sama.

Saya pun lalu berpikir...jadi kalau ada yang positif harus ada yang negatif ya? Apa itu jadi membuat situasi yang kondusif karena jadi seimbang? Apa positif dan negatif dalam kaitannya dengan 'thinking' bisa saling meniadakan seperti kalau kita belajar matematika?

Apa yang akan saya utarakan disini semata-mata hanya pendapat saya saja tentunya. Teman-teman boleh setuju, boleh juga tidak. Buat saya, negative thinking itu layaknya "nila setitik, rusak susu sebelanga" kalau kata orang Indonesia. Atau buat anak-anak PSM mungkin lebih ke "karena setitik, rusak susu Sasnila yang seperti belanga".

Bayangkan...suatu hal yang dirawat baik-baik, mungkin dengan mengkonsumsi vitamin E dosis tinggi (ga tau juga nyambunya dimana), dioles Buste Cream tiap hari rutin, dengan effort waktu dan dana yang tidak sedikit...eh...karena setitik...titik yang kecil (dipersilahkan mengganti titik ini jadi apa saja)...jadi tidak bisa digunakan lagi (emangnya mau diapain coba).

No comments: