Pages

October 2, 2011

Sampai jumpa di sana

Apa kamu percaya reinkarnasi? Saya tidak. Tapi saya percaya inkarnasi itu ada. "Lho apa bedanya?" pasti kamu bertanya demikian. Ya lihat saja awalannya… "re". Reinkarnasi adalah inkarnasi yang berulang. Apa kamu percaya? Saya sih tidak.

Hidup saya dikelilingi orang-orang logis yang percaya kalau 1 + 1 = 2 dan 2 + 2 = 4 . Mungkin juga 2 + 2 bukanlah 4, tapi tergantung kamu sedang berbicara dalam basis deret hitung yang mana. Walau begitu saya masih percaya bahwa dalam suatu ketika kalau Yang Kuasa menghendakinya, 2 + 2 akan lebih daripada 4 atau kurang dari itu bahkan jika dia berada dalam deret hitung basis 10.

Kamu percaya hantu? Saya tidak. Saya percaya jika raga manusia meninggal maka jiwanya akan kembali kepada sang Pencipta dan tidak bergentayangan sebagai sesuatu yang beken kita sebut dengan "hantu".  Tapi kalau dipikir-pikir, dirasa-rasa… dunia ini terlalu besar dan terlalu luas jika hanya dihuni oleh manusia. Yah…okelah…mungkin itu mengacu kepada entitas lainnya lagi yang lebih beken dengan nama alien. Mungkin juga alien-alien itu percaya hantu. Atau mungkin juga hantu-hantu di bumi sering berkomunikasi dengan alien. Tanpa sadar setiap detik dan setiap menit hantu-hantu di bumi menjadi mata-mata alien memantau perkembangan teknologi dan pengetahuan manusia.

So…apa hantu itu ada? Saya tidak ingin percaya tapi saya sekarang tidak bisa tidak percaya karena saya melihatnya dimana-mana. Mula-mula hanya bayangan, kemudian seperti sosok, tapi makin lama saya mampu melihat mereka makin jelas. Mereka berkeliaran saja. Saya ingin mengabaikannya, tapi mereka selalu mendekat. Mau apa sih mereka?!

Jangan dikira saya tidak takut. Saya takut, takut sekali. Sampai-sampai untuk ke WC saya minta ditemani. Untung saja banyak teman-teman saya yang cuek-cuek saja, sampai mereka melihat saya ke pojokan kosong, atau tersenyum ke bangku kosong di ujung meja. Kalau sudah begitu biasanya mereka akan melempar saya dengan kertas.

Saya tidak suka berkomunikasi dengan mereka sampai saya melihat dia… sosok yang sangat mendatangkan deja vu. Saya tidak tahu siapa namanya, saya panggil dia Prabu. Begitu tampan, begitu gagah. Selalu muncul tiba-tiba dengan pakaian kebesarannya. Seperti pakaian patih-patih di kerajaan jawa lama. Kedatangannya mengejutkan sekaligus menyenangkan. Dia begitu perhatian, sering mengajak saya berbincang-bincang. Sayangnya kemarin Ayah saya mengusirnya.

Kata Ayah, Prabu itu berpura-pura. Aslinya dia tidak bersosok seperti itu dan dia datang untuk mempengaruhi saya mengikutinya. Ayah marah. Prabu disuruhnya meninggalkan saya. Saya pun diberikan proteksi agar Prabu tak mendekat. Tapi saya rindu kepadanya. Jangan tanya sedalam apa rindunya. Rindu sekali…Prabu mahluk pertama yang mau dekat dengan saya dan memperhatikan saya. Saya tidak peduli apa wujudnya karena dia tidak pernah menganggap saya aneh. Dan sekarang saya sedang rindu sekali…saya ingin bertemu dengannya. Saya bingung mencari cara bagaimana supaya bisa bertemu dengannya. Sampai saya lihat satu benda di pojokan meja…kata Prabu saya bisa menggunakannya jika ingin bertemu dengan dia.

Akhirnya dengan tersenyum saya ambil pisau itu :)

No comments: