Dari jaman S1 dulu sampai sekarang saya selalu punya keingin memiliki/mengelola Event Organizer/Management sendiri atau bersama-sama dengan teman saya.
Tahun 2006 saya dan 6 orang teman lainnya memulai event organizer kami dan berniat menginsiasi acara mandiri. Terlalu polos... acara tersebut pun berakhir di tahap angan-angan. Tahun 2007 kami mendapat proyek pertama. Modal 0 rupiah berakhir dengan keuntungan kotor 5 juta rupiah. Dari event organizer kami merambah peluang menjadi travel agent. Tidak fokus dan kebutuhan tiap individu untuk mendapatkan penghasilan yang lebih stabil dengan menjadi karyawan di tempat lain membuat hal ini pun kami hentikan. Memang... jiwa wirausahanya belum terpupuk dengan baik.
Semenjak itu banyak proyek event yang saya kerjakan sendiri walau membawa nama bersama. Sampai akhirnya saya mohon izin untuk membawa bendera saya sendiri. Jadi semenjak 2013 setiap proyek yang saya kerjakan membawa bendera ALTO Event & Talent Management. Karena kesibukan mengajar sejak 2012, saya tidak pernah mencari proyek/klien. Biasanya saya mendapatkan klien berdasarkan rekomendasi atau testimoni dari klien saya sebelumnya.
Dari seluruh pengalaman sampai sekarang, hal utama yang membuat saya tidak mengembangkan usaha ini adalah rasa tidak suka terhadap proses bisnisnya. Mulai dari klien yang rigid sedangkan di lapangan perlu ada keleluasaan yang cukup untuk menjadi fleksibel terutama terhadap vendor-vendor dan orang-orang yang membantu: misal budget untuk tips dan konsumsi. Mau tidak mau saya jadi harus menyelipkan item-item tersebut di item yang ada bukti pembayarannya... di mark-up bahasa kerennya dan saya bukan tipe orang yang suka memark-up. Jengah sekali melakukan hal itu. Sayangnya kwitansi tips seringkali tidak laku untuk jadi bukti ke klien. Ada juga yang mengerenyit kenapa harus ada tips dan konsumsi lagi. Padahal pekerja lapangan macam tukang tentu hanya mendapatkan uang yang sendikit dari bos-nya. Saya juga bukan tipe yang suka mengambil kick back dari vendor karena untuk saya fee dari klien itu sudah menjadi bayaran saya untuk mendapatkan vendor yang baik dengan harga yang rasional. Tapi karena di industri hal tersebut lumrah terjadi, beberapa kali klien menawar banting harga yang bikin saya balas mengerenyit dan tertawa dalam hati.
Karenanya saya lebih suka terlibat dalam kepanitiaan dimana saya terbebas dari masalah bukti-bukti keuangan. Saya cukup terlibat dalam konsepsi acara, mengontak berbagai vendor dan talent, dan mengorganisir acara di hari H.
Sampai sekarang saya masih punya keinginan menjadikan Alto sebagai perusahaan besar. Hanya saja saya belum berpikir bagaimana cara dan solusinya.
No comments:
Post a Comment